Blink-182: Bukti Bahwa Jodoh Tak Akan Kemana

0

 

Photo source: instagram/blink182


Siapa sangka, perjalanan panjang Blink-182 justru menjadi bukti nyata bahwa jodoh sejati akan selalu menemukan jalan untuk kembali bersatu. Band pop-punk legendaris asal California ini kini kembali tampil dalam formasi klasik mereka—Travis BarkerTom DeLonge, dan Mark Hoppus—yang pertama kali terbentuk pada tahun 1998. Setelah bertahun-tahun penuh dinamika, mereka akhirnya membuktikan bahwa hubungan yang dibangun dengan kejujuran dan cinta terhadap musik tidak akan pernah benar-benar hilang.


Perjalanan Blink-182 tidak selalu mulus. Di puncak popularitasnya, band ini sempat mengalami hiatus panjang akibat perbedaan pandangan dan prioritas masing-masing personel. Tom DeLonge memilih mundur untuk mengejar proyek lain, sementara Mark dan Travis melanjutkan dengan formasi baru bersama Matt Skiba dari Alkaline Trio. Meskipun banyak penggemar menerima perubahan itu, tetap ada kerinduan mendalam terhadap formasi yang membawa Blink ke puncak kejayaan di era 2000-an.


Kehidupan pribadi para anggota Blink-182 pun penuh lika-liku. Travis Barker pernah mengalami kecelakaan pesawat yang nyaris merenggut nyawanya pada 2008, meninggalkan trauma fisik dan emosional yang mendalam. Di sisi lain, Mark Hoppus pada 2021 divonis mengidap kanker, sebuah momen yang mengubah cara pandangnya terhadap hidup dan persahabatan. Di titik itulah, takdir mulai menata kembali potongan kisah Blink yang sempat tercerai-berai.


Kabar kesembuhan Mark Hoppus menjadi titik balik besar dalam sejarah Blink-182. Setelah melalui proses pengobatan dan refleksi panjang, Mark, Travis, dan Tom kembali menyadari hal yang paling penting: persahabatan dan musik. Proses penyembuhan itu membawa mereka kembali satu sama lain, bukan sekadar untuk reuni, tapi untuk memperbaiki hubungan yang sempat retak. Dari situ lahirlah babak baru Blink-182.


Kembalinya formasi ikonik Blink-182 melahirkan album “One More Time”, yang dirilis sebagai simbol penyatuan kembali dan refleksi atas perjalanan panjang mereka. Lagu-lagunya penuh makna emosional, menceritakan kehilangan, harapan, dan kebersamaan yang tak tergantikan. Album ini bukan sekadar nostalgia, melainkan pernyataan bahwa Blink-182 masih relevan dan mampu menyentuh hati pendengar lintas generasi.


Kini di tahun 2025, Blink-182 tengah menuntaskan tur dunia bertajuk “Missionary Impossible Tour”, yang menjadi perayaan atas kebangkitan mereka. Tur ini menjadi bukti bahwa semangat pop-punk tak pernah padam, bahkan setelah puluhan tahun perjalanan penuh gejolak. Penampilan mereka kembali mengguncang panggung besar, menghidupkan kenangan lama sekaligus membuka lembaran baru bagi para penggemar di seluruh dunia.


Kisah Blink-182 adalah refleksi bahwa dalam hidup, perpisahan bukanlah akhir. Seperti halnya takdir yang mempertemukan kembali tiga sahabat lama, musik menjadi jembatan yang menuntun mereka pulang. Tom DeLonge, Mark Hoppus, dan Travis Barker membuktikan bahwa sejauh apa pun seseorang pergi, jodoh sejati—baik dalam persahabatan maupun musik—akan selalu menemukan jalan untuk kembali.

Tags

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)