Kalya Islamadina, penyanyi, penulis lagu, dan kreator konten berbakat, resmi meluncurkan EP perdananya yang bertajuk Orange. Proyek musik ini menandai babak baru yang lebih personal dalam perjalanan bermusiknya, merangkum karya-karya sebelumnya ke dalam satu kesatuan emosional yang utuh. Peluncuran Orange juga berbarengan dengan rilisnya lagu kelima, "Orange Sky," yang menjadi penutup rangkaian kisah dalam EP ini. Sejak kecil, kecintaan Kalya pada musik dan seni telah tumbuh subur, didukung oleh lingkungan keluarga yang mendorongnya untuk mengekspresikan diri secara jujur melalui lirik dan komposisi.
EP Orange bukanlah sekadar kumpulan lagu, melainkan eksplorasi mendalam terhadap lima tahapan berbeda dalam rasa cinta: mulai dari kekaguman, ketakutan, keraguan, hingga puncaknya pada kejujuran dan penerimaan diri. Inspirasi judul Orange salah satunya diambil dari filosofi "apa pun yang terjadi, terjadilah," menjadikannya simbol keterbukaan dan penerimaan terhadap segala spektrum emosi kehidupan. Warna jingga sendiri bagi Kalya melambangkan keindahan transisi, seperti pergantian langit antara terang dan gelap—perpaduan kontras yang tetap memancarkan keindahan sejati. Ia berharap EP ini dapat menggambarkan bahwa cinta itu nyata, tidak selalu pasti, namun keindahannya justru terletak pada kejujuran emosi.
Proses kreatif Orange memakan waktu beberapa tahun, di mana Kalya terlibat penuh, mulai dari penulisan lirik hingga penentuan sound yang tepat. Dalam mewujudkan visi musikalnya, ia berkolaborasi dengan musisi handal seperti Rendy Pandugo dan Khalishah Isyana. Lagu-lagu dalam EP ini, meski diproduksi dalam periode waktu berbeda, terhubung secara emosional. "Eye Smile," yang menjadi lagu debutnya dengan lebih dari 700 ribu stream di Spotify, mewakili tahap awal cinta yang hangat. Kemudian, ada "Neptune" sebagai refleksi hubungan jarak jauh, "3000 Miles" yang merayakan ketidaksempurnaan, dan ditutup dengan "Orange Sky" yang menyimpan harapan akan masa depan.
Setiap track dalam EP Kalya Islamadina Orange EP memiliki karakter unik, namun benang merah yang menyatukan semuanya adalah perjalanan emosi dan kedewasaan. Kalya menegaskan bahwa setiap lagu memiliki "waktunya sendiri" untuk selesai, memastikan setiap detail lirik dan bunyi benar-benar menyampaikan pesan yang dirasakan. Hasilnya adalah rangkuman perjalanan hidup dan emosi yang kini terasa tepat untuk dirayakan. Lewat karya-karyanya, Kalya berharap dapat dikenal bukan hanya sebagai kreator konten, tetapi sebagai seorang storyteller yang menyalurkan kisah melalui musik.
Melalui Orange, Kalya Islamadina mengajak pendengar untuk memasuki dunia di mana cinta hadir dalam bentuknya yang paling tulus—terkadang rapuh, namun selalu kuat. Ia ingin menekankan bahwa cinta yang paling indah bukanlah yang selalu manis, melainkan yang jujur dan apa adanya, dengan segala pasang surutnya. Orange kini telah tersedia dan dapat didengarkan di seluruh Digital Streaming Platform (DSP) pilihan, menawarkan pengalaman mendengarkan yang sederhana namun penuh makna tentang penerimaan dan tahapan cinta sejati.
