Band indie rock asal Bandung, Somnyfera, kembali menyuguhkan karya terbaru lewat album mini bertajuk Mantis Anggrek Pink. Album ini dirilis pada 6 Desember 2024 melalui kolaborasi dengan label demajors. Berisi enam lagu yang mengusung elemen indie pop/rock dengan sentuhan neo-progressive bernuansa era ‘90-an, album ini menjadi langkah terbaru setelah perjalanan panjang mereka sejak merilis single “Bumi Baru” di bawah naungan Dsstr Records pada 2023.
Terbentuk di kota kreatif Bandung, Somnyfera terdiri dari Dika Perdana (gitar, vokal), Aldi “Valchon” Hendrawan (bass, vokal, sitar), Rendy Pandita (drum, kibor), Sahid Maulana (gitar), dan Arman Marsudi (gitar). Dalam album Mantis Anggrek Pink, band ini memperlihatkan keberagaman ekspresi musikal yang lebih kaya dibandingkan dengan album mereka sebelumnya, Paralyensomnyvm!!Xx dan Stegosaurus Rex. Lagu-lagu dalam album ini bergerak dinamis dari nuansa yang lembut dan mendayu hingga gaya yang agresif dan penuh energi.
Tema dalam Mantis Anggrek Pink juga sangat variatif. Lagu seperti “Senandung Pasifik Part 1 dan Part 2” mengambil inspirasi dari novel Senandung Ombak karya Yukio Mishima, seorang penulis Jepang kontroversial. Lagu ini mengisahkan drama antara seorang remaja nelayan miskin dengan seorang gadis dari keluarga kaya di sebuah pulau terpencil di Pasifik. Narasi yang emosional dan kompleks ini menggambarkan kemampuan Somnyfera untuk menyampaikan cerita melalui musik mereka.
Sentuhan surealisme yang telah menjadi ciri khas Somnyfera tetap dipertahankan dalam lagu seperti “Planetlvmba”. Lagu ini menawarkan teori imajiner yang menggambarkan tubuh manusia sebagai planet air yang dihuni oleh jiwa berbentuk lumba-lumba yang ingin melarikan diri menuju pencerahan. Sementara itu, “Fluida Dramatika” terinspirasi dari pengalaman mimpi yang absurd namun penuh makna, menciptakan suasana cair, dinamis, dan dramatis.
Lagu lain seperti “Ringan” memberikan pesan yang lebih santai, mengajak pendengar untuk melambat sejenak, menikmati hidup, dan meninggalkan beban masalah duniawi. Di sisi lain, lagu penutup bertajuk “Adalah Kosmonot Purba Berasal dari Masa Depan yang Lain” memunculkan berbagai pertanyaan tentang misteri alam semesta, tanpa memberikan jawaban pasti, melainkan mengajak pendengar untuk merenung lebih dalam.
Proses produksi album ini melibatkan Adhit Androit untuk mixing dan mastering, sementara artwork dikerjakan oleh seniman Asti Elmanisa. Dengan rilisnya Mantis Anggrek Pink, Somnyfera berharap album ini menjadi batu loncatan menuju eksplorasi musik yang lebih luas di masa depan.