The Mymy, unit psychedelic asal Cirebon, kembali dengan single terbaru berjudul "Polemik," yang menyiratkan ambisi yang sering kali muncul tanpa perhitungan matang, bagaikan rudal yang melesat namun tak selalu tepat sasaran. Band yang terdiri dari Ricky Nurnovaldi (vokal dan gitar), Dafa Rizkiansyah (gitar dan vokal), Achmad Danial Mubarrok (synthesizer), Rafli Sulthan Zulfiqar (bass), dan Muhammad Nazar Pamungkas (drum) ini membawa pesan mengenai ambisi yang terkadang membawa kekacauan. Lewat "Polemik," mereka menggambarkan dilema dalam mengejar tujuan tanpa pertimbangan yang memadai.
Lagu ini merupakan kelanjutan perjalanan The Mymy dalam mengembangkan genre psychedelic, setelah sebelumnya merilis EP bertajuk "Balada Pulau Parang" pada Mei 2024. Di EP tersebut, mereka mengeksplorasi berbagai elemen musik balada dalam nuansa psychedelic, sebuah kombinasi unik yang mereka sebut "Secondelic." Dengan single “Polemik,” The Mymy sekali lagi menunjukkan keseriusan mereka dalam mengeksplorasi dan memperkaya musik Indonesia dengan warna psychedelic yang khas.
"Polemik" lahir dari refleksi pribadi Ricky, sang vokalis, yang merasakan tekanan atas terlalu banyaknya pilihan yang harus diambil. Baginya, banyaknya opsi justru menghadirkan polemik yang membebani pikiran. Dalam lagu ini, lirik sederhana namun berlapis yang dihasilkan oleh Ricky menciptakan ruang bagi para pendengar untuk menginterpretasikan makna dengan sudut pandang masing-masing. Kesan multitafsir inilah yang membuat "Polemik" terasa relevan dengan pengalaman banyak orang yang kerap dilanda kegelisahan dalam menghadapi pilihan hidup.
Proses produksi "Polemik" memakan waktu sekitar tiga bulan, dimulai dari penulisan lirik pada awal Juli 2024 hingga rekaman final yang selesai pada September. Menariknya, lagu ini direkam di berbagai lokasi: vokal di kamar Ricky, sebagian instrumen di rumah Rafli, dan drum di Jags Studio. Untuk hasil akhir yang optimal, Rafli mengerjakan proses mixing dan mastering di Lazydog Studio. Upaya kolaboratif ini menghasilkan lagu yang tidak hanya memiliki nuansa psychedelic yang kuat, tetapi juga terasa intim karena dilakukan dalam lingkungan yang dekat dan familiar bagi para personel.
Secara musikal, “Polemik” terinspirasi dari berbagai band psychedelic legendaris seperti The Beatles, Led Zeppelin, hingga Tame Impala. Pengaruh ini terlihat jelas dalam elemen-elemen musik yang penuh warna, suara gitar yang kaya, serta harmoni synth yang menghipnotis. The Mymy berhasil menggabungkan elemen-elemen ini dengan gaya unik mereka sendiri, yang mereka sebut sebagai “Secondelic,” menciptakan nuansa yang tidak hanya mengingatkan pada era psychedelic klasik, tetapi juga terasa segar dan kontemporer.
Melalui single ini, The Mymy berharap untuk mengajak pendengar merenung tentang bagaimana ambisi dan pilihan dapat menciptakan konflik dalam diri seseorang. Mereka ingin menyampaikan bahwa ambisi tanpa perencanaan dapat menjadi pedang bermata dua; di satu sisi dapat membawa seseorang menuju kesuksesan, tetapi di sisi lain juga berisiko menyebabkan kekacauan. Hal ini relevan bagi banyak orang yang sering kali merasa terjebak dalam dilema dan kebimbangan saat harus mengambil keputusan penting dalam hidup.
Dengan rilis "Polemik," The Mymy semakin mengokohkan posisinya di kancah musik lokal sebagai band yang tidak hanya berani bereksperimen, tetapi juga menyentuh isu-isu emosional yang mendalam. Lagu ini sudah tersedia di berbagai platform streaming digital, dan siap menemani pendengar yang tengah bergulat dengan ambisi dan pilihan hidup.