Bless The Knights, band metal Indonesia, baru saja merilis single terbaru berjudul “Crying in the Desert” pada 24 Oktober 2024. Lagu ini merupakan karya dari gitaris mereka, Fritz Faraday, atau dikenal dengan nama panggung mrfritzfaraday, yang ingin menyampaikan tema emosional tentang pengorbanan yang tidak dihargai. Rilisan ini tersedia di berbagai platform streaming digital seperti Spotify dan Apple Music, sementara video liriknya dirilis secara serentak di YouTube, memberi penggemar kesempatan untuk merasakan kedalaman lirik dari lagu tersebut.
"Crying in the Desert" menggambarkan kisah seseorang yang merasa pengorbanannya diabaikan oleh orang-orang terdekatnya. Dalam lirik lagu ini, mrfritzfaraday menyentuh perasaan frustrasi dan kesedihan yang dialami oleh seseorang ketika usaha dan perjuangannya tidak mendapatkan apresiasi yang seharusnya. Fritz mengungkapkan, “Lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadi dan pengamatan saya tentang bagaimana orang sering tidak menyadari atau menghargai pengorbanan yang telah diberikan untuk mereka.”
Menurut Fritz, melalui karya ini, Bless The Knights berharap dapat menciptakan hubungan emosional dengan para pendengarnya yang mungkin pernah mengalami hal serupa. Dia menyampaikan harapan bahwa lagu ini bisa menyentuh hati banyak orang dan bahkan berpotensi menjadi kandidat untuk penghargaan AMI Awards 2025 mendatang. Bagi Fritz, musik adalah medium yang kuat untuk menyampaikan cerita yang bisa dirasakan oleh siapa saja, dan “Crying in the Desert” menjadi sarana bagi band ini untuk menyampaikan kisah yang relevan dan mendalam.
Sebagai pendiri Bless The Knights, Fritz Faraday memang telah dikenal sebagai penulis lagu yang berdedikasi dan produktif. Karyanya sudah memperoleh berbagai apresiasi, termasuk dari AMI Awards. Fritz menekankan bahwa kesuksesannya tidak hanya berasal dari teknis bermusik, tetapi juga dari kedalaman emosi yang ia tuangkan ke dalam setiap lagu. “Musik adalah cermin diri saya, tempat saya bisa mengekspresikan pengalaman hidup dan membagikannya kepada dunia,” ujarnya.
Band Bless The Knights sendiri terdiri dari mrfritzfaraday sebagai gitaris, Cas Coldfire sebagai vokalis, Dongeng sebagai screamer, dan Cukong sebagai drummer. Setiap anggota membawa pengaruh dan kemampuan yang berbeda ke dalam grup, menciptakan sinergi yang kuat dan harmonis dalam setiap penampilan mereka. Cas Coldfire menjelaskan bahwa ikatan antaranggota membuat band ini mampu menghasilkan karya yang autentik dan penuh semangat. “Kami selalu saling mendukung dan menghargai setiap ide yang muncul dalam proses kreatif,” tambahnya.
Dengan tema yang universal, Dongeng, sang screamer, menekankan pentingnya merangkul perasaan yang mungkin dialami banyak orang. “Kami ingin musik kami bisa diterima oleh siapa saja, menyuarakan emosi dan rasa yang sering kali sulit diungkapkan,” ujar Dongeng. Bagi Bless The Knights, musik bukan hanya tentang teknik atau performa, tetapi juga menjadi jembatan yang menyatukan perasaan manusia yang terdalam.
Melihat ke depan, Bless The Knights optimis untuk terus berkarya dan menghadirkan musik yang bermakna. Mereka memandang rilis “Crying in the Desert” sebagai langkah maju dalam karier musik mereka. “Kami bertekad untuk selalu menciptakan musik yang jujur dan relevan,” kata mrfritzfaraday. Ke depannya, mereka berharap dapat berkolaborasi dengan musisi lain dan terus menghasilkan karya-karya yang tak hanya menghibur tetapi juga memberikan inspirasi bagi para pendengarnya. Cukong, sang drummer, bahkan mengungkapkan antusiasmenya untuk mengikuti kompetisi AMI Awards mendatang dengan lagu andalan mereka, “Parekletos,” yang ia yakini akan membawa mereka pada pencapaian baru dalam industri musik Indonesia.